Pandemi Covid-19 memukul telak peradaban dunia. Jutaan manusia meregang nyawa, meluluh lantakan ekonomi dunia, memaksa manusia memulai peradaban baru. Istilah “New Normal” menjadi jargon bahwa manusia tidak bisa lagi hidup dengan keadaan seperti yang sudah ada diwaktu lalu. Kebiasaan baru di budayakan dan menjadi kenormalan. Tidak biasa. tetapi harus dilakukan.
Hal itu tidak hanya berpengaruh terhadap ekonomi, dunia pendidikan seolah direstat dan mulai dari titik awal. Institusi pendidikan dalam proses pendampingan siswa mulai dari nol. Transformasi begitu cepat melesat. SMA Katolik Stella Maris juga “korban” dari pesatnya transformasi pendidikan yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 ini. Memaksa sekolah beradaptasi. Maret 2020 kelas kosong tetapi ruang virtual terbuka. Learning Managemen System yang selama ini hanya angan-angan benar-benar harus digarap serius. Schoology adalah pintu awal masuk ke LMS. Belajar sambil jalan, tidak usah menjadi mahir dulu, yang belum bisa diseret agar ikutan. Dan walaupun tertatih-tatih tahun pembelajaran 2019-2020 bisa diakhiri dengan baik.
Memasuki tahun ajaran 2020-2021. Mendengar banyak keluhan siswa, terlalu banyak tugas, kuota tidak mencukupi, signal yang kurang bagus nyaring terdengar. Kuota pulsa pendidikan nyatanya tak banyak membantu. Pembelajaran dengan batas waktu benar-benar harus dihilangkan. Mulailah ide untuk belajar dari “SMAK St. Maria Malang – yang merupakan saudara kandung Perkumpulan Dharmaputri – untuk pembelajaran kolaborasi, bebebrapa mapel digabung, membentuk suatu tema dan para siswa menghasilkan produk karya digital.
Tidak mudah. Memulai suatu yang baru itu memang selalu lebih sulit tanpa ada langkah kecil. Tetapi suara minor disana-sini dari dari kalangan guru, dan kemauan untuk terus berinovasi akhirnya lahirlah STELMA Learning. Science, Technologi, Engineering, Literasi, Math, Arth menjadi akronim dari STELMA. Senada dengan nama Akronim dari Stella Maris. STELMA Learning memadukan mapel-mapel yang di blended menjadi satu tema dan menghasilkan produk pembelajaran. Kemampuan berkolaborasi, kerjasama, dan mengaplikasikan kompetensi dasar pada mapel yang dipelajari dalam pelajaran menjadi buah karya (ada daya cipta) produk pembelajaran STELMA Learning yang bisa kita tonton Youtube Stelma Learning .
Ada beberapa tahapan dalam penyelesaian produk ini. Diawali dengan penyampaian Kompetensi Dasar dan Indikator yang apa yang diharapkan mampu didapat oleh siswa, siswa nelakukan literasi mandiri dilain sisi guru memberi penguatan pada kompetensi dasar yang diharapkan. Langkah selanjutnya adanya penjelasanmateri yang disampaikan lewat zoom dan video pembelajaran, merancang dan membuat skenario produk yang didampingi oleh pendamping produk. Disinilah guru dan murid sama-sama belajar memanfaatkan tekhnologi menghasilkan produk yang diharapkan.
Di Stelma Laearning siswa lebih fleksibel dalam pengaturan waktu belajar, report yang didapatkan berupa jurnal harian siswa yang bisa periksa guru kapanpun dan dimanapun dengan kemudahan yang diberikan oleh microsoft 365. Dan semua itu bisa dioperasikan dari genggaman smartphone yang saat ini sudah jamak dipunyai oleh para siswa. Ruang, waktu dan jarak tidak menjadi halangan dalam berkolaborasi, tidak hanya materi tetapi sesama teman bisa berkomunikasi dan membuat produk yang berkualitas. Sisi positifnya siswa bisa saling bekerjasama dengan teman-teman yang baru, bisa saling memahami dan membantu kesulitan yang dialami. Siswa dapat merangcang produk apa yang akan mereka hasiulkan. Kemauan untuk belajar dan mengembangkan diri benar-benar dituntut kalau tidak mau ketinggalan.
Stelma Learning sudah berjalan berbarengan dengan mapel reguler di semester ganjil, di semester kedua ini semua mapel terlibat dalam kolaborasi. Ada empat tema besar yang diusung untuk masing-masing kelas. Empat tema ini berusaha di kerjakan menjadi produk-produk yang dihasilkan oleh kelompok-kelompok kecil terdiri dari 3-4 orang. Yang akan mereka pertanggungjawabkan dalam Sidang Akademik diakhir setiap penyelsaian proyek.